MisteriSejarah.com~~ Misteri pembekuan manusia terungkap melalui penemuan luar biasa pada tahun 1991 di Pegunungan Alpen Ötztal. Dua turis Jerman yang sedang mendaki menemukan sisa-sisa mayat yang terawetkan dengan sangat baik oleh es. Mayat tersebut bukan hanya tetap terjaga, tetapi juga membawa banyak cerita tentang kehidupan manusia dari ribuan tahun lalu. Sosok yang ditemukan tersebut dikenal dengan nama Ötzi, atau Si Manusia Es. Penemuan ini bukan hanya mengungkap kisah kematian seorang pria, tetapi juga memberikan wawasan yang luar biasa tentang kehidupan manusia pada Zaman Neolitik.
Ötzi, yang telah membeku selama lebih dari 5.000 tahun, menjadi mumi alami yang membuka banyak pintu penelitian ilmiah dan arkeologis. Kondisi tubuhnya yang sangat terawetkan memberi para ilmuwan kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang pola hidup, penyakit, dan teknologi yang digunakan oleh manusia pada masa itu. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi siapa Ötzi sebenarnya, bagaimana ia hidup, serta apa yang ditemukan dalam penelitiannya, yang membuka misteri besar dari sejarah manusia purba.
Siapa Ötzi, Si Manusia Es?
Ötzi adalah seorang pria yang diperkirakan berusia sekitar 46 tahun ketika ia meninggal. Berdasarkan penelitian, ia memiliki tubuh yang kurus dengan tinggi sekitar 157 cm. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa Ötzi memiliki mata cokelat, rambut cokelat tua, dan warna kulit khas Mediterania. Hal ini berbeda dengan spekulasi awal yang mengatakan bahwa ia memiliki mata biru. Berbagai analisis ilmiah lainnya mengungkapkan bahwa Ötzi memiliki golongan darah O, intoleransi terhadap laktosa, dan beberapa kondisi medis yang cukup mengkhawatirkan.
Ötzi hidup sekitar 5.200 tahun yang lalu, tepatnya pada masa Zaman Tembaga Neolitik, ketika manusia mulai mengembangkan pertanian dan teknik pembuatan alat-alat dari logam. Dalam perjalanan hidupnya, ia kemungkinan besar menghabiskan sebagian besar waktunya di sekitar Pegunungan Alpen, karena itu merupakan wilayah yang paling sering dijelajahi oleh para ilmuwan dalam meneliti keberadaannya. Berdasarkan analisis gigi dan tulang, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Ötzi tidak pernah meninggalkan area 60 km dari tempat ia ditemukan.
“Baca juga: Patung Kuno Raksasa Pulau Paskah: Bukti Keberadaan Alien atau Hasil Karya Manusia?”
Kondisi Kesehatan dan Kehidupan Sehari-hari
Meskipun hidup pada masa yang sangat kuno, kondisi kesehatan Ötzi memberikan gambaran yang mengejutkan tentang kehidupan manusia pada masa itu. Penelitian menunjukkan bahwa ia menderita banyak penyakit, seperti penyakit jantung, penyakit Lyme, dan beberapa kelainan fisik lainnya. Salah satu penemuan terbesar adalah bahwa Ötzi adalah individu dengan kasus arteriosklerosis (penyempitan pembuluh darah) tertua yang pernah tercatat dalam sejarah manusia.
Selain itu, Ötzi juga mengalami sakit pada berbagai bagian tubuh, termasuk lutut, pinggul, bahu, dan punggung. Ini menunjukkan bahwa kehidupan di masa itu sangat berat, dengan tantangan fisik yang besar, terutama ketika harus bertahan hidup di medan yang keras dan penuh bahaya. Tanda-tanda lain menunjukkan bahwa ia pernah mengalami patah tulang rusuk dan hidung, yang mengindikasikan bahwa ia mungkin pernah terlibat dalam kecelakaan atau kekerasan fisik.
Tak hanya itu, Ötzi juga memiliki beberapa infeksi yang membuktikan bahwa ia tidak hanya bergelut dengan kondisi fisik yang buruk, tetapi juga dengan penyakit yang umum terjadi di zaman tersebut. Gigi-giginya berlubang dan ada bukti parasit usus yang dapat mengganggu kesehatannya. Semua kondisi ini membuktikan betapa kerasnya kehidupan yang harus dijalani oleh manusia purba pada masa tersebut.
Pakaian dan Peralatan Ötzi
Salah satu bagian yang paling menarik dari penemuan Ötzi adalah pakaian dan peralatan yang ia bawa. Pakaiannya terdiri dari bahan alami seperti kulit binatang dan serat tanaman. Ötzi mengenakan mantel yang terbuat dari rumput, yang pada zaman itu umum penduduk setempat gunakan. Penemuan ini memberikan bukti nyata tentang cara hidup manusia di Zaman Tembaga Neolitik, di mana teknologi tekstil masih sangat sederhana.
Peralatan yang Ötzi bawa juga memberikan wawasan tentang aktivitas sehari-harinya. Ia memiliki pisau batu yang sangat tajam dan beberapa alat lain yang mungkin ia gunakan untuk berburu atau bertahan hidup. Di samping itu, ia juga membawa busur dan anak panah, yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemburu yang terampil. Peralatan ini memberi gambaran tentang kehidupan manusia pada masa itu, yang sangat bergantung pada keterampilan bertahan hidup dan alat-alat yang tersedia di sekitar mereka.
“Simak juga: UFO dan Peradaban Luar Angkasa: Bukti yang Terabaikan?”
Asal-Usul dan Migrasi Ötzi
Ötzi berasal dari kelompok manusia. Mereka migrasi dari Anatolia ke Eropa. Anatolia terletak di wilayah Turki modern. Migrasi ini bagian dari pergeseran besar. Kelompok manusia menggantikan gaya hidup lama. Mereka beralih dari pemburu-pengumpul ke pertanian. Penelitian DNA Ötzi menunjukkan hal ini. Ia bagian dari gelombang migrasi. Migrasi membawa teknologi pertanian ke Eropa. Hal ini terjadi sekitar 8.000 hingga 6.000 tahun lalu.
DNA Ötzi mengungkapkan leluhurnya. Mereka adalah kelompok petani Neolitik. Mereka datang dari Timur Tengah. Garis keturunan ibunya tidak ada lagi. Populasi modern tidak memilikinya. Garis keturunan ayahnya masih ada. Beberapa kelompok di Mediterania memilikinya. Terutama kelompok di Sardinia. Hal ini menunjukkan luasnya penyebaran manusia. Manusia Neolitik menyebar di Eropa. Mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Proses Pembekuan dan Penemuan Ötzi
Penemuan Ötzi di Pegunungan Alpen merupakan sebuah kebetulan yang luar biasa. Ketika dua turis Jerman sedang mendaki, mereka menemukan mayat yang terawetkan dengan sempurna oleh es. Es yang membekukan tubuhnya berfungsi seperti lemari es alami, menjaga tubuh, pakaian, dan peralatan tetap utuh dalam kondisi yang sangat baik. Dengan demikian, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan manusia pada masa itu, serta memahami lebih dalam bagaimana manusia purba bertahan hidup dalam kondisi yang sangat ekstrem.
Salah satu aspek yang membuat penemuan ini begitu berharga adalah keadaan tubuh Ötzi yang sangat terawetkan. Bahkan setelah ribuan tahun membeku, berbagai detail tentang kehidupannya tetap bisa dilihat dengan jelas. Penemuan ini memungkinkan ilmuwan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan teknologi modern, seperti CT scan dan analisis DNA, untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan dan kondisi kesehatan manusia pada zaman kuno.
Perlindungan dan Perawatan Ötzi di Museum
Saat ini, Museum Arkeologi Tyrol Selatan di Bolzano, Italia, menyimpan tubuh Ötzi dengan sangat hati-hati. Mereka mempertahankan suhu ruang penyimpanan Ötzi pada tingkat yang sangat rendah, yaitu -21,2 derajat Fahrenheit atau -29,5 derajat Celsius, untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap utuh. Suhu yang sangat dingin ini membantu melestarikan tubuhnya yang telah membeku selama lebih dari 5.000 tahun.
Pihak museum melakukan proses perawatan tubuh Ötzi dengan sangat hati-hati. Mereka menyemprot tubuhnya dengan air steril setiap tahun untuk mempertahankan kelembapan dan mencegah dehidrasi. Meskipun sudah sangat tua, tubuh Ötzi tetap memberikan informasi berharga yang para ilmuwan gunakan untuk terus menggali lebih banyak tentang kehidupan manusia purba.